YLKI Soal Tol Permai: Hati-Hati Cultural Shock 

  • Jumat, 06 November 2020 - 12:55 WIB


KLIKMX.COM, PEKANBARU -- Pemerintah via PT Hutama Karya (Pesero) telah merampungkan pembangunan ruas tol Pekanbaru-Dumai (Permai), sepanjang 131 km. Sejak September tol Permai sudah dioperasikan tetapi masih secara gratis. Namun dalam waktu dekat akan segera diberlakukan secara formal dan  berbayar. 

Terkait dengan hal itu,  manajemen HK, Kamis, (5/11/2020) mengundang secara daring Ketua Pengurus Harian YLKI,Tulus Abadi. Selain YLKI hadir juga pengamat kebijakan publik Universitas Riau (Zaili Rusli), Ketua Ikatama, Anggota Komisioner BPJT, Karo Komunikasi Publik Kemen PUPR, dan Dishub Provinsi Riau. 


Dalam diskusi tersebut Tulus Abadi mengingatkan soal tol cultural shock atau geger badaya atas kehadiran jalan tol bagi masyarakat Riau. Tulus mengatakan kaitannya dengan keselamatan.


"Dalam diskusi itu saya minta manajemen HK benar-benar memerhatikan aspek keamanan dan keselamatan bagi pengguna tol Permai. Hal ini sangat mendesak karena sebagai infrakstruktur, tol Permai adalah akses baru bagi warga Riau, sehingga dikhawatirkan terjadi cultural shock bagi warga Riau, dan bisa berimplikasi buruk dari sisi keselamatan," kata Tulus kepada Klikmx.com, Jumat (6/11/2020).

Hal itu, katanya, ditandai dengan euforia warga Riau dalam menyambut tol tersebut. Dan terbukti sejak September-Oktober 2020, sudah terjadi sembilan kali kecelakaan fatal, dan menewaskan empat orang pengguna tol. 

"Hal ini bisa diantisipasi dengan memberikan penandaan yang kuat di ruas tol, khususnya di titik titik rawan. Managemen HK seharusnya melakukan sosialisasi secara masif sebelum tol tersebut diberlakukan; terkait misalnya cara aman berkendara di dalam jalan tol," tuturnya.


Ia meminta manajemen HK juga harus mewujudkan jalan tol yang berkelanjutan; dari sisi lingkungan misalnya banyak penghijauan sepanjang jalan tol dan di rest area, dan mewujudkan efisiensi energi. Misalnya menggunakan solar sel untuk penerangan jalan tol.

Tak kalah pentingnya menurut Tulus, setelah berbayar, manajemen HK juga harus konsisten dengan penerapan SPM jalan tol. salah satunya aspek infrastruktur/kualitas jalan. Sebagai tol baru, sering terjadi kerusakan jalan, karena faktor kontur tanah, curah hujan, dan lainnya. 

Dari sektor ekonomi rakyat, YLKU nenegaskan HK harus mengutamakan sektor UKM dan UMKM untuk berdagang di rest area. Sehingga kebederadaan jalan tol bisa dirasakan masyarakat lokal dan untuk menggerakkan ekonomi lokal. khususnya bagi masyarakat yang terdampak atas pembangunan jalan tol tersebut. 

"Harga makanan dan minuman yang dijual di rest area seharusnya dicantumkan, sehingga konsumen terinformasi berapa alokasi biaya yang akan dikeluarkan saat makan/minum di rest area," pesannya.

Begitupun selama masa pandemi Covid-19, aspek pengendalian Covid juga harus menjadi perhatian serius, khususnya di area rest area. Jangan sampai rest area jalan tol Permai menjadi area transmisi Covid-19. 

"Yang terakhir, tarif baru yang diterapkan di ruas tol Permai, sebaiknya menggunakan tarif promo terlebih dahulu, minimal untuk satu bulan ke depan. Agar masyarakat sebagai pengguna jalan tol tidak terlalu shock," pungkasnya.***

 



Baca Juga